Berperan sebagai ibu, kepala rumah tangga, dan pekerja dalam satu waktu kerap menimbulkan stres berat. Berikut adalah beberapa tips agar tetap survive sebagai working mom tunggal.
Orang tua tunggal bukanlah peran yang mudah—terlebih lagi jika Anda seorang wanita dan harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Seakan ‘tekanan’ dari dalam saja tidak cukup, masih ada juga stigma dan “nyinyiran” lingkungan sosial yang kerap memperkeruh keadaan.
Namun, hal ini tidak semestinya menjadi penghalang bagi working mom tunggal untuk tetap survive. Jika Anda merupakan seorang single parent wanita yang juga bekerja, berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk tetap survive.
Berdamai dengan Masa Lalu dan Diri Sendiri
Hal pertama yang perlu Anda lakukan sebelum melangkah maju lebih jauh adalah dengan berdamai dengan masa lalu dan diri sendiri. Entah penyebab menjadi orang tua tunggal adalah karena perceraian, kematian, trauma masa kecil, atau yang lainnya, sangat penting untuk memastikan bahwa Anda benar-benar telah berdamai dengan masa lalu tersebut.
Anda tidak dapat mengubah masa lalu maupun luka yang nyata dirasakan. Namun, jadikan hal tersebut sebagai kekuatan tersendiri untuk menggapai masa depan yang lebih cerah bagi Anda dan si kecil.
Terima Bantuan dan Temukan Support System
Menjadi seorang single parent sudah cukup berat, apalagi jika Anda juga berperan sebagai working mom. Jangan meletakkan beban terlalu berat bagi diri sendiri yang justru akan membuat Anda lebih tertekan. Karena itu, tak ada salahnya sesekali menerima maupun meminta bantuan orang lain jika memang memerlukannya.
Selain itu, kelilingi pula diri Anda dengan aura yang positif, nyaman, hangat, dan konstruktif. Santunlah terhadap diri sendiri dengan tidak menempatkan diri pada lingkungan toxic hanya karena berat pada satu aspek tertentu. Di samping keluarga dan rekan kerja, tak ada salahnya bergabung dengan komunitas tertentu yang dapat menjadi support system Anda.
Tetapkan Tujuan dan Prioritas
Langkah awal untuk mempermudah segala sesuatu adalah dengan menetapkan tujuan dan prioritas. Anda bisa membagi tujuan dalam jangka panjang, menengah, dan pendek—bahkan to do list harian. Dengan demikian, skala prioritas akan lebih rasional dan mudah dicapai.
Satu hal yang jangan sampai ketinggalan: buatlah tujuan dan prioritas pula untuk diri sendiri. Anda juga memerlukan waktu untuk beristirahat sejenak, tetap menjaga kesehatan diri sendiri, maupun mencapai cita-cita pribadi. Karena itu, tak ada salahnya menyisipkan kegiatan olahraga rutin, liburan, mengikuti kursus tertentu, dan sebagainya.
Berani Berkata Tidak
Segala sesuatu yang direncanakan memang tak selalu terwujud sepenuhnya dalam kenyataan. Seperti contoh, Anda berniat pulang tepat waktu karena ada janji dengan si kecil. Namun tiba-tiba, seorang rekan kerja meminta tolong Anda untuk membantunya menyelesaikan pekerjaan.
Anda tidak harus senantiasa mengiyakan permintaan tersebut—pun jika ternyata Anda telah merencanakan untuk beristirahat lebih cepat karena lelah yang telah terakumulasi. Bijaklah dalam memutuskan sesuatu dengan berbagai pertimbangan dan intuisi. Jangan hanya karena merasa tidak enak, Anda justru menambah beban tersendiri.
Luangkan Waktu untuk Diri Sendiri dan Anak
Saat Anda sangat sibuk bekerja demi si kecil, kehadiran dan quality time bersama Anda adalah kebutuhan mendasar anak. Selalu sempatkan waktu untuk ada bagi si kecil—misal di akhir pekan atau bahkan beberapa jam sebelum tidur.
Anda juga tetap bisa membuat si kecil merasa utuh meski Anda berperan ganda sebagai ayah dan ibu sekaligus. Situasi ini tidaklah mudah, tetapi Anda pasti dapat menjalankannya. Pada akhirnya, setiap perjuangan Anda untuk buah hati tidak akan pernah sia-sia.
Itulah beberapa tips untuk tetap survive bagi working mom tunggal. Selain memenuhi tanggung jawab sebagai ibu, kepala rumah tangga, dan pekerja, selalu ingat untuk tetap memprioritaskan waktu istirahat dan kebahagiaan untuk diri Anda sendiri, ya.