Tikum.id Fashion – Terkenal dengan tas fashion hinga miliaran rupiah, ternyata penciptanya Thierry Hermes justru sebetulnya merupakan seorang penjahit yang membuka bisnis di bidang aksesori kuda.

Bicara soal Hermes, Anda mungkin akan langsung mengindetikkannya dengan para sosialita. Pasalnya, harga produk high end ini memang sama sekali tak murah, pun mendapatkan koleksinya tidaklah mudah. Tak jarang mereka bahkan berebut membeli produk second Hermes dan membelinya sebagai salah satu bentuk investasi. Namun, bagaimana sih sebetulnya asal muasal Hermes sampai bisa menjadi brand semewah sekarang? Apa yang membuat brand dengan logo kereta kuda ini digilai dan bahkan dihargai sedemikian mahalnya? Apa saja produk tas Hermes yang paling banyak dicari dan dijadikan investasi?
Pendiri dan Awal Mula Kemunculan Hermes
Thierry Hermes adalah sosok di balik berdirinya Hermes. Lahir di Jerman pada 1801, Hermes merupakan anak dari imigran Prancis yang memiliki pekerjaan sebagai seorang penjahit. Hermes muda pun belajar menjahit mengikuti sang ayah dan bahkan bekerja di beberapa toko barang kulit di Jerman dan Swis.
Hermes pindah ke Paris saat usianya mencapai 25 tahun dan bekerja di Rue Saint-Honore, sebuah toko perlengkapan kuda. Usai menimba cukup banyak pengalaman, dia pun membuka sendiri perusahaan bernama Hermes Freres yang fokus memproduksi harnesses dan beberapa aksesori pendukung, termasuk kereta kuda dan selimut. Setelah Hermes meninggal pada 1878, perusahaannya diteruskan oleh Charles-Emile Hermes sang anak.
Pada periode inilah bisnis keluarga tersebut mulai beralih ke produksi barang-barang mewah seperti perhiasan, tas, aksesori fashion, dan sebagainya lantaran perlengkapan kuda sudah tak lagi sepopuler sebelumnya. Sebelumnya, pada 1855, Hermes berhasil memenangkan penghargaan emas untuk kualitas produknya di ajang Exposition Universelle di Paris. Hal inilah yang menjadi faktor pendukung populernya Hermes di kalangan konsumen kelas atas.
Hingga kini, Hermes bertahan menjaga citranya sebagai barang mahal yang identik dengan konsumen kelas atas. Produknya pun tersebar di berbagai penjuru dunia meski seringkali jumlah produknya sangat terbatas sehingga membuat calon pembeli harus menunggu lama bahkan rela membayar dengan harga sangat tinggi. Di Indonesia sendiri, Hermes masuk apda 1990 dengan toko pertamanya di Plaza Indonesia, Jakarta.
Mengapa Produk Hermes Mahal?
Sejak awal produk Hermes memang menyasar kalangan atas. Namun, hal tersebut juga diimbangi dengan kualitas produk yang tak main-main dan bahkan memperoleh pengakuan lewat penghargaan yang diterima.
Di samping material dan kualitas secara keseluruhan yang apik, produk Hermes juga sebagian besar handmade. Karena itu pula, jumlah tiap jenis produknya pun relatif terbatas sehingga menimbulkan eksklusivitas yang makin kuat. Sebagai tambahan, berikut beberapa fakta unik yang dapat memperkuat alasan mengapa produk Hermes menjadi begitu eksklusif dan dihargai dengan nilai yang tinggi:
- Sutra untuk membuat scarf Hermes berasal dari Brazil
- Setiap satu tas Hermes dibuat oleh satu pengrajin
- Waktu yang diperlukan untuk membuat satu tas Birkin adalah 17 jam
- Pengrajin andal Hermes dapat membuat paling banyak dua pasang sarung tangan setuap harinya
- Waktu yang diperlukan untuk membuat satu buah sabuk Hermes berkisar 1 sampai 3 jam
Tipe Tas Hermes Paling Populer
Robert Dumas, menantu Charles-Emile Hermes adalah penerus Hermes yang boleh jadi paling membanggakan. Di bawah kepemimpinannya, ada banyak produk Hermes yang populer hingga saat ini, termasuk scarf sutra yang terkenal, tas Kelly, dan gelang Chaine d’ancre.
Adapun beberapa tas Hermes yang paling populer dan kerap dijadikan sebagai investasi adalah:
- Birkin
- Kelly
- Evelyn
- Constance
- Bolide
- Picotin
- Haut à Courroies (HAC)