Sejarah Cokelat Batang, Chocolovers Sudah Tahu Sejarahnya?

Anda suka cokelat? Dulu, cokelat batangan tidak semudah itu didapatkan. Yuk, kenali bagaimana seluk beluk sejarah cokelat batangan di sini!

Tikum.id Food – Anda suka cokelat? Dulu, cokelat batangan tidak semudah itu didapatkan. Yuk, kenali bagaimana seluk beluk sejarah cokelat batang di sini!

<img decoding=

Apakah Anda tahu bahwa cokelat sudah dikonsumsi sejak ribuan tahun yang lalu? Menariknya, hingga abad 19, belum ada cokelat batangan seperti yang banyak kita jumpai saat ini. Selain itu, tidak ada penambah cita rasa seperti susu, mint, atau buah-buahan sebagaimana bisa Anda jumpai saat ini. Lalu, bagaimana bisa cokelat kemudian diolah menjadi cokelat batangan? Temukan jawabannya dalam artikel berikut, yuk!

Sudah Dikonsumsi Sejak 4.000 tahun yang lalu

Tahukah Anda bahwa buah kakao dulu dianggap sebagai makanan para dewa? Inilah yang dipercayai penduduk Meso-Amerika kuno. Maka dari itu, tak heran jika pada awalnya mereka hanya menggunakan kakao pada saat ada upacara adat tertentu.

Konsumsi buah kakao yang sudah diolah menjadi minuman cokelat ini baru dilakukan oleh suku Maya dan Aztec sekitar tahun 1900 SM. Pada saat itu, mereka menggiling biji-biji kakao, membuatnya menjadi pasta, lalu mencampurnya dengan vanili dan air. Mereka percaya bahwa dengan meminum kakao, mood akan naik.

Dibawa Spanyol ke Eropa

Orang-orang yang tinggal di benua Amerika bagian tengah ini terus mengonsumsi cokelat dengan cara pengolahan seperti itu. Hal ini berlangsung bahkan hingga kehadiran bangsa Spanyol pada sekitar tahun 1500 Masehi.

Pada saat itu, ‘pendatang’ dari Spanyol bernama Hernán Cortes mencoba minuman cokelat yang ia jumpai di kawasan Amerika Tengah itu. Tertarik dengan rasanya, ia pun membawa buah kakao itu kembali ke negaranya. Dengan cara pengolahan yang sama, ia mengenalkan minuman cokelat yang ia ‘pelajari’ di Amerika Tengah. Kalangan bangsawan Eropa menyukainya.

Karena harga yang mahal, para bangsawan Eropa jadi satu-satunya kalangan masyarakat yang bisa menikmati cokelat. Saat itu, pengolahan cokelat menjadi minuman masih dilakukan dengan cara tradisional. Tetapi, mereka sudah mulai mencampurkan gula tebu dan kayu manis untuk membuat cita rasa minuman cokelat jadi makin mantap.

Dari sini, timbullah keinginan para bangsawan Eropa untuk menanam cokelatnya sendiri. Maka dari itu, bersamaan dengan dimulainya kolonialisme bangsa Eropa yang mendunia, mereka memerintahkan bangsa-bangsa yang mereka jajah untuk menanam kakao.

Pengolahan Cokelat Jadi ‘Next Level’

Hingga akhir abad ke-18, konsumsi cokelat masih terbatas. Hanya kalangan atas saja yang bisa mengonsumsinya. Pengolahan cokelat secara tradisional itu jadi berkembang sejak penemuan mesin cocoa press. Dua orang yang terlibat dalam penemuan mesin tersebut adalah Coenraad Johannes van Houten dan ayahnya, Casparus.

Mesin ini dapat memeras sisa lemak dari biji kakao yang sudah dipanggang. Hasil perasan ini adalah kokoa, yang nantinya perlu diolah dan dihaluskan lagi jadi bentuk bubuk halus. Bubuk halus ini nantinya akan dicampur dengan bahan lainnya, baik bubuk maupun cair. Hasil pencampuran kokoa dengan bahan tambahan ini bisa dicetak dan kembali dipadatkan menjadi produk olahan kakao.

Dari sinilah cokelat batangan berasal. Karena pengolahan yang makin mudah, biaya produksi pun jadi turun dan harga cokelat pun bisa terjangkau masyarakat. Pengolahan cokelat pun juga jadi makin beragam.

Cokelat Batang Jadi Makin Populer

Sejak penemuan cocoa press pada 1828, pengolahan kakao pun jadi makin beragam. Salah satu bentuk pengolahan kakao yang paling terkenal adalah cokelat batangan.
Cokelat batang diperkenalkan ke publik untuk pertama kali pada 1847 oleh perusahaan cokelat milik Joseph Storrs Fry.

Tak jauh setelah itu, cokelat batangan juga dikembangkan oleh John Cadbury. Sama dengan Fry, Cadbury pun mendulang kesuksesan dari usahanya mengolah cokelat. Bahkan kesuksesan Cadbury ini bisa kita rasakan hingga kini.

Nama besar lain yang sukses mengembangkan bisnis cokelatnya adalah Henri Nestle. Tak hanya mencampurkannya dengan gula, Nestle mencampur bubuk kakao dengan sedikit susu. Dengan demikian, cokelat batangan yang ia produksi memiliki cita rasa yang lebih creamy.

Nah, itulah sejarah singkat dari cokelat batang. Setelah mengenal bagaimana cokelat batangan ditemukan, apakah Anda jadi tertarik untuk membuat cokelat batangan versi Anda sendiri?

Tinggalkan pesan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.