Sudah tahu cara mendeteksi kanker payudara secara mandiri? Ikuti gerakan SADARI berikut ini.
Bagi perempuan kanker payudara sering kali menjadi momok penyakit yang menakutkan selain kanker serviks. Meski pada kenyataannya penyakit ini bisa juga menyerang pria, perbandingan kasus kanker payudara antara pria dengan wanita adalah 1:1.000.
Kanker payudara adalah penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel secara cepat dan tidak terkendali pada jaringan payudara. Sejauh ini penyebab pasti kanker payudara belum diketahui. Akan tetapi beberapa ahli mengungkapkan bahwa penyakit ini bisa muncul akibat faktor genetik, aktivitas fisik yang rendah, paparan radiasi pada bagian dada, dan gaya hidup yang tidak sehat.
Alasan Generasi Milenial Perlu Waspada Terhadap Kanker Payudara
Bagi masyarakat yang masih awam biasanya mengira kanker payudara hanya bisa terjadi pada perempuan di usia paruh baya. Faktanya, kanker payudara mampu menyerang wanita di segala usia, tak terkecuali perempuan milenial, lho.
Menurut Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI), kasus kanker payudara yang menyerang perempuan berusia 20-40 tahun sudah banyak terjadi. Parahnya, sekitar 70% orang yang mengidap kanker payudara baru datang ke dokter ketika memasuki stadium lanjut.
Padahal jika kanker payudara berhasil diidentifikasi di stadium awal, penderita dapat langsung menerima tindakan medis guna membantu meningkatkan harapan hidup mereka.
Fenomena di atas kemudian membuat YKPI fokus menggalakkan edukasi terkait kanker payudara kepada generasi milenial. Paling tidak perempuan milenial tahu bagaimana melakukan deteksi dini kanker payudara. Salah satunya adalah memeriksa payudara sendiri (SADARI) 7-10 hari pasca menstruasi. Bagaimana cara melakukannya?
Deteksi Kanker Payudara dengan SADARI:
a. Di Depan Cermin
- Berdiri secara tegak di depan cermin. Amati payudara untuk menemukan perubahan bentuk puting atau perubahan warna kulit permukaan. Bila Anda menemukan ukuran payudara kanan dan kiri tidak simetris, jangan cemas sebab itu hal yang biasa.
- Posisikan tangan di pinggang, lalu condongkan bahu ke depan. Dorong ke dua siku ke depan dan kencangkan otot dada. Setelah itu perhatikan payudara dari sisi kiri ke kanan dan sebaliknya.
- Posisikan tangan di belakang kepala, kemudian dorong siku ke depan dan ke belakang. Cermati ukuran dan bentuk kedua payudara Anda, termasuk bagian bawah.
- Cubit kedua puting. Jika ada cairan yang keluar, segera lakukan konsultasi dengan dokter.
b. Saat Mandi
Pada saat mandi silakan angkat satu tangan ke belakang kepala. Lumuri payudara menggunakan sabun dan raba bagian payudara yang ada di bawah tangan terangkat. Tekan bagian demi bagian untuk mendeteksi benjolan atau perubahan pada payudara. Lakukan juga pada payudara lainnya.
c. Berbaring
- Letakkan bantal kecil atau gulungan handuk di bawah pundak. Posisikan tangan kanan di bawah kepala. Gunakan tangan kiri untuk meraba payudara sisi kanan.
- Raba payudara secara melingkar searah jarum jam. Lakukan berulang mulai dari permukaan payudara sampai menyentuh puting.
Setelah melakukan SADARI, jika Anda menemukan reaksi seperti keluar cairan (bukan ASI) atau darah dari puting, kondisi puting melesak ke dalam, ruam di sekitar puting, terdapat benjolan keras, dan payudara mengalami perubahan bentuk serta ukuran, segera lakukan pemeriksaan payudara secara klinis untuk memastikan apakah benjolan dan perubahan bentuk yang terjadi merupakan indikasi adanya kanker payudara.
Bagaimana? Sudah pernah melakukan SADARI? Kalau belum, yuk, praktikkan dari sekarang. Ingat, deteksi lebih dini mampu meningkatkan peluang hidup bagi pasien kanker payudara. Selain itu, menghindari sejumlah makanan yang mengandung gula, daging merah yang dibakar, dan minuman beralkohol juga bisa membantu menurunkan risiko penyakit kanker payudara.