Review The Ickabog: Dongeng Anak ala JK. Rowling

Setelah novel terakhir Harry Potter diterbitkan, JK. Rowling sempat menerbitkan beberapa buku menarik, salah satunya The Ickabog.

Setelah novel terakhir Harry Potter diterbitkan, JK. Rowling sempat menerbitkan beberapa buku menarik, salah satunya The Ickabog.

Sebelum resmi dirilis di dunia entertainment, JK. Rowling mengaku naskah The Ickabog telah selesai dan tersimpan di rumahnya sejak 10 tahun lalu. The Ickabog sendiri merupakan dongeng anak dan mengambil latar belakang dunia fantasi bukan sihir sebagaimana beberapa karya Rowling lainnya.

Sinopsis The Ickabog

The Ickabog berlatar belakang negeri fantasi bernama Cornucopia yang dipimpin oleh seorang Raja bernama Fred. Judul novel ini, diambil dari nama salah satu karakter utama, yaitu Ickabog, monster yang disebut menghuni rawa-rawa di bagian utara kerajaan.

Keberadaan Ickabog dinilai sebagian besar penduduk Cornucopia cukup meresahkan. Inilah mengapa mereka meminta raja untuk memusnahkan monster tersebut agar anak-anak dan ternak mereka menjadi lebih aman. Untuk membuktikan bahwa dia cukup berkompeten, Raja Fred pun pergi ke utara dan memusnahkan Ickabog.

Sayangnya, ketika perjalanan ke utara Raja Fred mengalami kecelakaan yang mengakibatkan Mayor Beamish tidak sengaja tertembak oleh Flapoon, asisten sekaligus teman baik Raja Fred. Melihat hal ini, Spittleworth, rekan Flapoon berbohong bahwa Beamish dibunuh oleh Ickabog untuk mengendalikan kerajaan.

Kebohongan ini tentu saja membuat Raja Fred dan pasukannya ketakutan. Meskipun kebohongan tersebut sempat dibantah beberapa teman baik Beamish. Tapi sikap takut Raja membuat Spittleworth justru menjatuhkan hukuman pada teman-teman Beamish dan mengeluarkan peraturan tentang pajak “Ickabog Defence Brigade” yang menyengsarakan rakyat.

Singkatnya, meskipun bertema fairy tale untuk anak-anak, plot The Ickabog menitikberatkan pada masalah politik di Cornucopia, bagaimana korupsi di sana menghancurkan masyarakat, dan mengapa Ickabog dijadikan kambing hitam atas kegagalan Raja Fred.

Novel Fantasi di Tengah Pandemi

Pada 26 Mei 2020, JK. Rowling mengumumkan melalui akun Twitter pribadi bahwa The Ickabog akan rilis secara rutin di website www.theickabog.com. Setiap minggunya, bab baru akan diterbitkan di situs tersebut untuk memanjakan para penikmat buku dan entertainment.

Saat mengumumkan di Twitter, Rowling secara tegas menyebutkan bahwa The Ickabog bukan buku lanjutan Harry Potter. Penulis tersebut menambahkan bahwa sebelum secara resmi dirilis, tidak ada satu pihak pun yang pernah membaca The Ickabog kecuali kedua anaknya.

Rowling mengaku, naskah The Ickabog tersimpan rapi di loteng rumahnya sampai pandemi berlangsung. Aktivitas terbatas membuat dia ingat masih memiliki sebuah naskah fantasi yang belum terbit hingga akhirnya memutuskan untuk menulis ulang The Ickabog dan merilisnya secara gratis dan online.

Terbit Secara Online dan Gratis

Untuk membaca novel ini secara online, penikmat karya Rowling tidak akan dikenakan biaya sepeser pun. Rowling menerbitkan novel fantasi ini sebagai bentuk dukungan pada pemerintah beberapa negara yang menerapkan kebijakan lockdown. Begitu seluruh bab selesai dirilis, Rowling pun mengeluarkan versi audio The Ickabog.

Sama seperti novelnya, versi audio berbahasa Inggris, Italia, Jerman, Spanyol, Portugis, Bulgaria, Belanda, Tiongkok, dan Rusia tersebut bisa didengarkan secara online dan gratis. Bagi yang tidak terlalu suka membaca novel online, jangan khawatir. Pada November 2020 lalu Rowling secara resmi telah merilis versi buku The Ickabog.

Sebagai bentuk rasa peduli pada kondisi dunia, seluruh royalti dari The Ickabog akan disumbangkan JK. Rowling untuk tenaga medis dan badan amal yang berjuang atau terkena dampak pandemi Covid 19. Saat ini, baik versi online maupun buku The Ickabog telah dirilis dalam bahasa lain selain Inggris.

Nah, itulah ulasan tentang novel terbaru JK. Rowling, The Ickabog. Membaca sinopsis di atas, The Ickabog bisa menjadi salah satu referensi bacaan dan entertainment seru untuk anak agar tidak bosan selama masa pandemi. Semoga bermanfaat.

Tinggalkan pesan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.