Beberapa waktu yang lalu ratusan juta data pengguna Facebook bocor ke publik. Bagaimana detail kejadiannya dan apa yang harus dilakukan? Simak 4 hal pentingnya di sini!
Facebook, sebuah media sosial yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat dunia, tak terkecuali Indonesia. Platform ini naik daun sejak tahun 2008 dan masih populer hingga saat ini. Sebagai media sosial, fitur-fitur Facebook sangat lengkap dibandingkan platform lainnya. Maka dari itu, tak heran jika situs jejaring sosial ini tercatat memiliki total pengguna aktif bulanan sebesar 2,8 miliar pada tahun 2021. Jumlah yang spektakuler, bukan?
Namun, tahukah bahwa ada ratusan juta data pengguna Facebook bocor ke publik baru-baru ini? Jika Anda salah satu penggunanya, jangan panik terlebih dahulu! Mari simak 4 hal penting berikut.
Apa Saja Data yang Bocor?
Sebanyak 533 juta data pengguna Facebook terekspos dan berisiko menjadi target penjahat siber. Terlebih, kejadian ini ternyata bukanlah kebocoran data baru, melainkan peristiwa lama yang terulang kembali untuk menghantui Facebook dan penggunanya. Kebocoran data pada April 2021 diyakini berhubungan dengan peretasan pada Agustus 2019, yang menurut laporan Facebook, sudah selesai ditangani.
Nah, data-data pribadi yang terekspos tersebut termasuk ID, nama lengkap, tanggal lahir, lokasi, alamat surel, serta nomor telepon pengguna. Menurut Alon Gal, co-founder dan CTO (Chief Technology Officer) daru Hudson Rock di Israel, kebocoran data Facebook diketahui sesudah peninjauan sampel data breach dilakukan. Kemudian, ID pengguna dicocokkan dengan nomor telepon untuk kebutuhan verifikasi.
Manakah Negara yang Paling Terdampak?
Setidaknya, peristiwa ratusan juta data pengguna Facebook bocor melibatkan 106 negara. Angka yang sangat besar, apalagi mengingat latar belakang pengguna Facebook yang berasal dari berbagai belahan dunia. Nah, ada lima negara yang paling terdampak oleh kejadian ini. Sebut saja, Inggris (11 juta), Amerika Serikat (32,3 juta), Italia (35,6 juta), Tunisia (39,5 juta), dan Mesir (44,8 juta). Di luar kelima negara tersebut, Indonesia dengan 130.000 pengguna tak luput dari data breach.
Bagaimana Cara Memeriksa Data yang Bocor?
Apakah Anda khawatir menjadi target dari kejahatan siber? Sebenarnya, cukup sulit untuk mengetahui hal ini. Ketika terjadi kebocoran data, biasanya situs akan mengirimkan notifikasi pada Anda. Namun, hal ini tidak bisa menjadi jaminan. Pengguna tech-savvy sekalipun akan kesulitan untuk menemukan kebocoran data di situs web underground.
Namun, untuk berjaga-jaga, tidak ada salahnya mengecek di situs-situs pemeriksa data breach, seperti Have I Been Pwned atau Firefox Monitor. Kunjungi situs tersebut, lalu masukkan alamat surel atau nomor telepon. Tidak hanya Facebook, data Anda di situs lain bisa jadi pernah bocor akibat ulah penjahat siber dan bisa dicek lewat situs data breach checker.
Lindungi Privasi Anda Dengan Cara-Cara Ini
Tanggung jawab perlindungan data memang ada di tangan Facebook. Namun, sangat dianjurkan untuk melindungi privasi masing-masing dan meminimalkan risiko kebocoran data. Misalnya, dengan cara membatasi informasi yang Anda bagikan dengan Facebook, menghindari masuk dengan akun Facebook ke situs lain, dan mengatur kata sandi unik.
Jika memang jarang memakai atau tidak terlalu membutuhkan Facebook, tidak ada salahnya menghapus akun secara permanen. Sebelum itu, jangan lupa mengunduh semua data Facebook di menu pengaturan. Simpan di dalam perangkat Anda dan berikan kata sandi apabila diperlukan.
Itulah seluk-beluk seputar kejadian data pengguna Facebook bocor di awal 2021 yang perlu Anda ketahui. Tidak perlu panik dan buru-buru hapus akun, ya. Terlebih, bagi Anda yang memang membutuhkan Facebook untuk keperluan pribadi maupun bisnis. Cukup ikuti langka-langkah untuk mengecek kebocoran data, lalu terapkan perlindungan privasi pada akun Anda.