Mengintip Momen-Momen Emas Maradona saat Berkarir di Eropa

Maradona adalah salah seorang pesepak bola terbaik yang pernah menapakkan kaki di Eropa. Ayo simak momen-momen emasnya saat merintis karir di benua biru.

Maradona adalah salah seorang pesepak bola terbaik yang pernah menapakkan kaki di Eropa. Ayo simak momen-momen emasnya saat merintis karir di benua biru.

Siapa yang tak kenal dengan nama Maradona? Legenda sepak bola asal Argentina ini mungkin adalah pesepak bola paling terkenal sepanjang masa. Hampir semua orang – bahkan mereka yang tak menggemari sepak bola – mengenal kemampuannya dalam mengolah si kulit bundar.

Lahir di Argentina pada 30 Oktober 1960, pemain yang juga pernah menjabat sebagai pelatih tim Tango ini pernah mengantarkan Argentina menjuarai piala dunia U-20 FIFA di tahun 1979, serta piala dunia di tahun 1986. Segala pencapaian pribadi berhasil diraihnya, mulai dari penghargaan Golden Ball, Onze D’Or , hingga FIFA Player of The Century.

Untuk mengenang kejayaan “Si Tangan Tuhan” setelah kepergiannya yang mendadak pada 25 November 2020, inilah beberapa momen emasnya saat berkarir di Eropa.

Memulai Perjalanan Bersama Barcelona

Memulai karir dengan bergabung ke klub senior Boca Junior pada tahun 1981, Maradona kemudian menarik minta klub raksasa Katalan, Barcelona. Pada akhirnya, dengan mahar yang cukup fantastis pada saat itu – sekitar 94 miliar rupiah – ia pun resmi bergabung dengan Barcelona dan bermain di La Liga selama kurang lebih 3 musim.

Dalam kurun waktu tersebut, Maradona berhasil mengantarkan Barcelona meraih gelar Copa Del Rey dan Piala Super Spanyol. Meskipun bermain cukup apik, ia akhirnya hengkang dari Spanyol karena berbagai faktor, mulai dari aksi temperamental di atas lapangan hingga perseteruannya dengan presiden klub saat itu, Josep Luiz Nunez.

Meraih Puncak Karir di Italia

Karir sang legenda mencapai puncaknya saat ia hijrah ke klub Italia, Napoli. Sepanjang sejarah sepak bola Italia, belum ada satu pun klub asal Italia Selatan yang menjuarai liga utama. Hal ini berubah saat Maradona datang. Kemampuannya untuk mencetak gol dan mengorkestrasi permainan berbuah 2 gelar Scudetto pada tahun 1987 dan 1990.

Tak hanya bersinar di dalam negeri, Maradona pun mampu mengantarkan Napoli menjuarai UEFA Cup pada tahun 1989. Sebuah prestasi yang gemilang, mengingat saat itu Napoli sedang bersaing panas dengan Juventus yang sudah lebih lama berjaya di benua biru.

Akhirnya, setelah berkarir selama sekitar 7 musim, kehebatan Maradona di Italia mulai tergantikan oleh berita-berita miring seputar konsumsi narkoba dan masalah indisipliner. Pada tahun 1991 ia pun hengkang setelah mendapat larangan bermain selama 15 bulan akibat gagal dalam tes doping.

Kontroversi dan Perjalanan Akhir Maradona di Eropa

Maradona memutuskan untuk kembali ke Spanyol setelah hengkang dari Napoli, kali ini bersama Sevilla. Sayangnya, karirnya di sana hanya berlangsung selama satu tahun. Setelah itu, ia memutuskan untuk kembali ke Argentina.

Akhir karir sang legenda dipenuhi dengan berbagai kontroversi, sebagian besar berhubungan dengan obat-obatan terlarang dan tindakannya di luar lapangan. Terlepas dari hal tersebut, ia masih aktif membela timnas Argentina sampai piala dunia 1994, di mana ia hanya bermain sebanyak dua kali akibat kedapatan memakai obat terlarang saat turnamen berlangsung.

Penutup

Dari pembahasan di atas, dapat dilihat bahwa momen emas sang legenda tidak pernah lepas dari kontroversi. Namun, terlepas dari masalah yang dibuatnya, tidak ada seorang pun yang mampu menampik kelihaiannya dalam bermain sepak bola.

Ketika ia bugar, tidak ada seorang pun yang mampu menandingi Maradona. Oleh sebab itu tidak heran jika masih ada banyak orang yang mengagumi kemampuan dan prestasinya hingga sekarang. Selamat jalan, Maradona!

Tinggalkan pesan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.