Mengenal Masata (Masyarakat Sadar Wisata)

Masyarakat Sadar Wisata – Belanda tidak punya gunung, Swiss tidak punya pantai dan lautan, Singapura tidak punya sawah

Tikum Organisasi Masyarakat Sadar Wisata – Belanda tidak punya gunung, Swiss tidak punya pantai dan lautan, Singapura tidak punya sawah, Arab Saudi tidak punya hutan. Sedangkan Indonesia punya semuanya. Betapa bangganya kita menjadi bangsa Indonesia.

Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak awal tahun 2020 sangat terasa dampaknya bagi masyarakat. Salah satu sektor yang cukup terpukul adalah pariwisata. Padahal industri pariwisata sangat ikut berperan dalam pembangunan nasional, tidak hanya itu pembangunan pariwisata dipercaya mampu mendorong pemerataan kesempatan berusaha dalam menghadapi tantangan perubahan global.

Atas dasar ini maka sebuah organisasi yang menaungi para pelaku industri pariwisata di Indonesia tergerak untuk ikut berkontribusi bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia melalui berbagai program kreatif sekaligus bekerjasama dengan berbagai Lembaga baik Kementerian, BUMN, swasta, pemerintah daerah, dan lainnya. Mari mengenal organisasi Masyarakat Sadar Wisata (MASATA).

MASATA berdiri di Denpasar, Bali, pada tanggal 4 April 2018. Organisasi ini mendeklarasikan dirinya sebagai wadah kaum profesional pelaku, pemerhati, dan pecinta pariwisata Indonesia yang memiliki kesamaan persepsi mendukung pariwisata berkelanjutan. Didorong oleh rasa tanggung jawab terhadap masa depan pariwisata di Indonesia, organisasi ini ingin turut berpartisipasi nyata.

Dalam dunia pariwisata terdapat unsur “3A” sebagai faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kunjungan, length of stay, spent of money, dan minat wisatawan berkunjung kembali, dan saat ini MASATA diketuai oleh Panca R. Sarungu.

(Foto Eksklusif Ketua Umum MASATA)

Visi MASATA adalah menjadi organisasi pelaku, pemerhati, dan pecinta pariwisata Indonesia yang berkompeten dalam mendukung pariwisata berkelanjutan.

Misi MASATA antara lain

  • Memberikan kontribusi nyata untuk mendukung sektor pariwisata sebagai penyumbang devisa terbesar.
  • Memajukan pariwisata berbasis masyarakat dalam meningkatkan harkat, martabat, dan ekonomi khususnya pada daerah tujuan wisata di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
  • Membangun desa, kawasan, dan destinasi wisata dalam kerangka peningkatan ekonomi kreatif masyarakat.
  • Menjadi organisasi yang mampu menjadi narahubung kepentingan kementerian/lembaga dengan pemerintah daerah, khususnya bidang pariwisata serta ekonomi kreatif
  • Membangun sinergitas dan kolaborasi antar asosiasi/organisasi/perkumpulan pariwisata baik di tingkat pusat dan daerah.

Jumlah pengurus MASATA sampai saat ini yaitu 1.296 orang yang tersebar di 1 DPP MASATA, 22 DPD MASATA dan 68 DPC MASATA se-Indonesia. Latar belakang para anggota organisasi ini sangat beragam baik dari genre, usia dan profesi. Mulai dari pelaku, pemerhati, dan pecinta pariwisata yang juga turut berkiprah dalam organisasi MASATA baik di tingkat pusat dan tingkat daerah.

Hal lain yang membuat MASATA istimewa dan berbeda adalah karena Organisasi ini juga bergerak di berbagai usaha pariwisata, seperti: jasa transportasi wisata, jasa perjalanan wisata, jasa makanan dan minuman, penyediaan akomodasi, penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi, penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran, jasa informasi pariwisata, jasa konsultan pariwisata, jasa pramuwisata, dan lain-lain.

Kegiatan rutin organisasi saat pandemi Covid-19 banyak beralih dari offline menjadi online. Seperti Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Kota Bandung, 26–28 November 2020, yang dihadiri seluruh pengurus DPD dan DPC yang terbentuk. Selain itu, berikut beberapa recap kegiatan yang pernah dilaksanakan.

  1. Focus Group Discussion (FGD) yang bertema “pengembangan desa wisata.”
  2. Pelantikan lima DPD provinsi, 24 DPC kabupaten/kota, dan satu Komite MASATA Singapura selevel DPC.
  3. FGD di Bandar Lampung, bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang berkolaborasi dengan DPP MASATA dengan tema ‘Strategi reaktivasi pariwisata Nusantara.’
  4. Kampanye ‘Say CHSE’ sebagai konsep sekaligus slogan dalam mendukung program CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, and Environmental Sustainability), bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam program Indonesia Care (Idocare), khususnya di tempat wisata.
  5. Bekerjasama dengan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, dalam membuat dan meluncurkan aplikasi MASATA. Melalui aplikasi ini, berbagai informasi dapat diakses dalam satu produk digital seperti lokasi, produk, tenaga kerja, pemasaran, tiket event, hingga sebagai alat pembayaran transaksional sesama anggota dan bisa terhubung dengan server engine hotel. Sehingga aplikasi ini diharapkan bisa membantu memajukan kawasan Desa Wisata Mandiri.

Tidak sampai disitu, banyak usulan program organisasi seperti Jambore MASATA, MASATA Academy, World Tourism Day, pelatihan SDM Desa Wisata, dan pelatihan digital marketing bagi pelaku UMKM di desa wisata.

MASATA meyakini, pasca-pandemi Covid-19 kepariwisataan akan menjadi sektor utama penggerak meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan, mengatasi pengangguran dan menjamin keterpaduan antar sektor, antar-aktor, dan antar daerah selaku pemangku kepentingan dalam kolaborasi antarpihak yang sinergis dan harmonis.

Jika Anda ingin bergabung menjadi anggota di MASATA caranya sangat mudah, silakan mengajukan diri sebagai pengurus melalu akun sosial media resmi MASATA di bawah ini untuk proses verifikasi dan wawancara.

Website: masata.or.id
Instagram: @masyarakatsadarwisata

Tikum.id akan turut mendukung MASATA (Masyarakat Sadar Wisata), semoga aksi organisasi ini semakin mengenal dan menggairahkan semangat pelaku industri pariwisata menuju kebangkitan pariwisata Indonesia pasca pandemic Covid-19, karena hal ini butuh dukungan dari banyak pihak dan pemerintah.

Maju terus pariwisata Indonesia!

“Once a year go someplace you’ve never been before.”
Dalai Lama

Tinggalkan pesan