Kopi Yang Sudah Tidak Hitam Berkat Pencinta Kopi Dan Komunitas

Bacaan 8 menit

Poin penting

  • Sejarah kopi dunia dan Indonesia
  • Ledakan permintaan kopi domestik sudah semakin mendekati volume ekspor
  • Kopi Appelation Baru mewarnai bisnis kopi Indonesia
  • Komunitas kopi Indonesia bertumbuh terus

Kopi Tikum, Jakarta

Kopi. Pertama kali disebut dalam bahasa Belanda (dan kemudian diadopsi ke bahasa Anglosaxon) sekitar tahun 1582 dengan meminjam dari bahasa Turki Kahve yang sebenarnya memiliki akar dari bahasa Arab Qahwah.

Menurut sejarah, salah satu dari sekian banyak cerita, kopi pertama kali dikenal di jaman pertengahan, persisnya di Ethiopia dimana penduduk lokal memperhatikan bagaimana kambing dan burung yang hinggap dan memakan buah dan dan daun kopi memiliki vitalitas. Cerita ini berkembang keluar Eyhiopia yang kemudian pedagang Arab menemukan khasiat daun kopi yang luar bisa dapat menyembuhkan penyakit hingga akhirnya sampai ke jazirah Arab. Bahkan para pedagang Arab yang melakukan perjalanan panjang melintas gurun menggunakan cherry kopi sebagai pengganti makanan melintasi gurun. No sebabnya etimologi dari kopi berasal dari kata kerja bahasa Arab dari qahā (قها, “penghilang lapar”) juga dari kata quwwa (“power, energy”), atau Kaffa.

Cerita lainnya adalah tentang Ghothul Akbar Nooruddin, Abu al-Hasan al-Shadhili Sufi mistik asal Maroko saat mengunjungi Ethiopia dengan legenda pengamatan terhadap vitalitas burung yang hinggap Dan mengkonsumsi buah kopi memiliki vitalitas tinggi. ghotthul dikenal sebagai pedagang yang melakukan ekspor kopi ke tanah Arab.

Kopi pertama kali diperkenalkan oleh Belanda selama penjajahan di akhir abad ke-17. Setelah beberapa tahun kopi ditanam di Kepulauan Indonesia. Banyak spesialisasi kopi berasal dari Kepulauan Indonesia. Nama sehari-hari untuk kopi, Jawa, berasal dari waktu ketika sebagian besar kopi Eropa dan Amerika ditanam di Jawa. Saat ini Indonesia adalah produsen kopi terbesar di dunia setelah Barzil, Vietnam dan Columbia.

Kopi dinikmati dalam berbagai cara di seluruh nusantara terutama beberapa tahun belakangan ini dimana pemerintah indonesia sangat gencar mempromosikan kreatifitas khususnya dengan komoditas kopi hampir serentak di seluruh peosok Nusantara terjadi revolusi kopi.

Sebagai contoh, dulunya kita tidak pernah mendengar Kopi Janji Maria, Solok Radjo atau Kerinci Kayu Aro. Kopi appelation dari Sumatera yang kita dengar biasanya Gayo, Lintong, Sidikalang, Mandheling dan kopi Lampung. Memng nama nama appelation baru tersebut baru muncul setelah dipanen di tahun 2014 dan mulai dikenal khalayak di tahun 2016.

tikum food coffee 2
tikum food coffee 2

Sejarahnya, kopi bukanlah tanaman natif Indonesia. Kolonialis Belanda memperkenalkan tanaman kopi pertama di India Dan kemudian membawanya ke Batavia untuk dicoba bi;a tanaman ini dapat tumbuh. Cerita singkat selanjutnya, kita ketahui dengan sejarah kultustelsel. Sedangkan di Indonesia timur yang sempat di dominasi oleh Portugis, tanaman kopi di ujicoba di Flores hingga kini menghasilkan kopi dari Manggarai dan Bajawa serta Ngada.

Pada Masa sekarang, kopi bukan lagi sekedar minuman dipagi hari. Perobahan jaman membuat kopi menjadi lifestyle dengan ratusan bahkan ribuan produk derivatnya menjadikan kopi menjadi dominasi minuman the “Haves” atau gedongan, seperti halnya cacao dan coklat dimana dulunya hanya dikonsumsi dikalangan keluarga raja dan bangsawan namun sekarang relatif mudah ditemukan hingga seluruh kalangan saat menikmatinya.

So, what these tell us?

Dengan trend lifestyle dan ditopang pertumbuhan GDP diatas 5% dan mengacu ke statistik thun 2016 hingga 2018, pasar lokal megalami pertumbuhan 8% pertahun dan diprediksi akan tetap tumbuh ke tahun 2021.

Berdasarkan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian konsumsi kopi nasional pada 2016 mencapai sekitar 250 ribu ton dan tumbuh 10,54% menjadi 276 ribu ton. Konsumsi kopi Indonesia sepanjang periode 2016-2021 diprediksi tumbuh rata-rata 8,22%/tahun. Pada 2021, pasokan kopi diprediksi mencapai 795 ribu ton dengan konsumsi 370 ribu ton mendekati figur ekspor 425 ribu ton.

Sekitar 94,5% produksi kopi di Indonesia dipasok dari pengusaha kopi perkebunan rakyat. Adapun 81,87% produksi kopi nasional merupakan jenis robusta yang berasal dari sentra kopi di Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Kopi dimasa mendatang memng masih berorientasi ekspor. Tapi. tapi bukanlah hal mustahal dengan konsumsi kopi dalam negeri suata hari akan melebihi jumlah ekspor.

Melunjaknya konsumsi dalam negeri ditopang oleh kreativitas pengusaha terhadap demand dari seluruh strata generasi dengan mampu menghadirkan minuman jenis baru berbasis kopi secara kreatif. Tak lupa pula andil gastronomi Indonesia yang kaya dengan berbagai cara olah, ingredien yang menggoyang lidah dan imajinasi. Terlihat dengan menjamurnya kafe atau kedai-kedai penjual minuman dari seduhan bubuk kopi di seluruh nusantara.

Kini untuk dapat menikmati kopi yang berkualitas tidak hanya di Starbucks atau di Coffee Bean maupun di cafe indonesia seperti kopi tikum. Sebab, kafe penjaja minuman kopi lokal yang dikenal dengan Starling atau Starbuck Kelililing, kini telah hadir di mana-mana, dari pinggir-pinggir jalan dan kawasan bisnis.

Komunitas di social mediapun tak pelak bertumbuh cukup cepat terlihat dari nama nama komunitas dengan nama baru. Atau coba Anda cek Facebook Pixel, berapa jumlah orang yang memiliki interes untuk kata “Kopi”? Facebook Audience yang memiliki Intrest akan Kopi: 28 juta akun.

Komunitas Kopi akan secara konsisten bertumbuh seiring dengan kondisi ekonomi Indonesia yang diprediksi tetap positif menuju Indonesia 5 besar ekonomi dunia setelah tahun 2030. Ekonomi Indonesia suatu hari mungkin tidak akan bergantung sepenuhnya dengan impor namun mampu untuk menghasilkan vale added d negeri sendiri sekaligus membuat warna kopi tidak hitam lagi namun penuh warna warni dengan kiprah pencinta kopi dan komunitasnya.

Menurut Anda bagaimana?

Untuk mengikuti kanal Coffee, Anda Dapat mengunjungi Kanal yang terdapat di website #homeof community https://tikum.id.

Tinggalkan pesan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.