Komunitas Serial Komik Tintin Bersama Komunitas Tintin Indonesia (KTI)

Komik Tintin sangat terkenal di dunia, walau Tintin berasal dari Belgia namun penggemarnya di Indonesia sangat banyak! Mereka tergabung dalam Komunitas Tintin Indonesia

Tikum.id Hobby – Komik Tintin sangat terkenal di dunia, walau Tintin berasal dari Belgia namun penggemarnya di Indonesia sangat banyak! Mereka tergabung dalam Komunitas Tintin Indonesia.

<img fetchpriority=

Perkembangan jaman digital seperti sekarang terkadang membuat kita melupakan lagi benda – benda seperti buku dan komik, karena dunia seperti berada dalam genggaman melalui gadget. Bahkan, saat ini sudah banyak tersedia komik on-line atau komik digital. Mari kita kembali flashback ketika komik cetak masih menjadi idola masyarakat Indonesia, baik itu komik asal Amerika (Marvel, DC) dan komik Eropa. Salah satu komik yang sangat populer di Era 70, 80, dan 90an di Indonesia adalah komik Tintin.

Komik Tintin adalah karangan George Remi alias Herge, Dia adalah tokoh penulis dibalik lahirnya komik inii. Herge lahir di Belgia, pada 22 Mei 1907 dan wafat pada 3 Maret 1983. Herge juga tidak hanya menciptakan tokoh utama Tintin, namun beberapa karakter pendukung lainnya seperti, Professor Calculus, Captain Haddock, TintinThompson, Snowy (dog), Thomson, and Bianca Castafiore.

Kami sangat antusias ketika bisa membahas sisi lain komik Tintin, karena komik tintin ini bersifat “formulaic”, artinya komik ini menampilkan suatu alur cerita misteri namun dapat diselesaikan dengan baik dan dapat diterima oleh akal logika.

Di Indonesia ternyata penggemar komik ini masih sangat banyak mulai dari usia muda sampai senior dan mereka bergabung dalam satu wadah perkumpulan yang sangat kompak, mari kita berkenalan dengan Komunitas Tintin Indonesia.

Komunitas Tintin Indonesia (KTI) berdiri pada tanggal 13 Juni 2003, atas inisiasi Surjorimba Suroto dan (Alm) Luky Kurniawan yang adalah penggemar serial komik Tintin.

VISI untuk menjadi komunitas yang menularkan nilai-nilai positif dari karya Hergè, khususnya komik Tintin.

MISI KTI adalah ingin mempersatukan seluruh penggemar serial komik Tintin di Nusantara sekaligus menjadi wadah nostalgia lintas generasi.

Komik karya Herge ini terbit sebanyak 24 judul yang di pernah dikeluarkan oleh penerbit 3 penerbit yaitu: P.T 35 Djakarta, Indira, dan Gramedia. hal lain yang menarik bagi kami adalah ketika Indonesia pernah masuk dalam alur cerita salah satu komik Tintin, yang berjudul Flight 714 To Sydney yang dirilis pada 1968. Saat itu digambarkan bahwa pesawat yang ditumpangi Tintin mendarat untuk transit di bandara Kemayoran, Jakarta, Indonesia.

<img loading=
(Foto: ceknricek.com & setneg.go.id)

Kami bertanya kepada perwakilan KTI, tentang mengapa tertarik dan memilih karakter Tintin dan kawan-kawan sebagai pilihan hobi dan koleksi? Jawaban Suryo adalah “Kami mengedepankan harmonisasi dan keberagaman dalam bersosialisasi, serta menghormati perbedaan pendapat secara obyektif”.

Suryo menambahkan “Selain itu, nilai – nilai ini terlihat dari kesehatan komunitas di seluruh platform. proses seleksi ketat atas profil harus dilakukan sebelum calon members komunitas bergabung melalui rekam jejak media sosialnya”.

Pada umumnya dalam suatu komunitas atau perkumpulan selalu ada struktur kepengurusan komunitas untuk menjalankan program kerja, namun yang unik pada KTI adalah mereka tidak ada istilah ketua maupun struktur organisasi. Akan tetapi KTI cukup dikelola oleh beberapa anggota aktif yang berfungsi sebagai moderator/administrator untuk berbagai platform media sosial Komunitas Tintin Indonesia.

Latar belakang members KTI sangat beragam, baik dari genre, usia dan profesi. Mulai dari usia 17 tahun- 70 tahun, dengan profesi seperti pelajar, mahasiswa, pegawai negeri, pegawai swasta, professional, hingga pensiunan dari berbagai bidang. Hal ini membuktikan bahwa kesamaan hobi bisa mempersatukan segala kalangan. Kami menyebutnya sebagai “Unity in Tintin”.

<img loading=
<img loading=

Komunitas Tintin Indonesia tidak mengenal istilah chapter atau regional untuk penyebaran members komunitas, seperti komunitas pada umumnya. KTI hanya berbasis pada internet dan media sosial sejak berdiri. Platform ini dipilih agar seluruh penggemar Tintin di Indonesia dan yang berdomisili di luar negeri dapat berkumpul dan berkomunikasi di tempat yg sama tidak terhalang lokasi geografis. Sekadar gambaran saja, pada milis Yahoo groups beranggotakan 3000 orang dan Group Facebook mendekati 5000 members.

Ditengah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) karena situasi pandemik Covid-19 yang sedang melanda Indonesia dan dunia beberapa tahun yang lalu KTI terbukti tetap kreatif. Ajang silaturahmi antar anggota tetap berjalan. seperti yang mereka lakukan dengan menggunakan virtual conference program yaitu: talk show Traveling in The Footsteps of #tintin: part 1 Asia & Africa bersama-sama.
Dalam kegiatan ini semua members bisa berdiskusi, memberikan saran untuk diterapkan pada kegiatan on-ground, dan berbagai hal-hal lainnya.

<img loading=
<img loading=

Hal unik dan menarik lain menurut kami adalah, KTI selalu menggunakan topik yang tetap berhubungan dengan kesukaan mereka. Akan tetapi, masih banyak kegiatan lain yang sudah dilakukan oleh KTI seperti:

  1. Gerakan Go Green
  2. Kunjungan museum di Kota Tua
  3. Sharing session napak tilas lokasi dalam komik melalui applikasi Zoom
  4. Jam comic strip
  5. Drama anak-anak
  6. Bazaar dan Pameran
  7. Tour bersama
  8. Bedah buku
  9. Nonton film bersama
  10. Liputan Media

Bagaimana pencinta Tintin, apakah keberadaan komunitas ini bisa mengobati kerinduan Anda akan masa lalu? akan lebih lengkap rasanya jika anda juga ikut bergabung dalam komunitas ini, dan jika anda ingin mencari tahu silahkan mengunjung beberapa sosial media mereka seperti Facebook: KomunitasTintinIndonesia, Instagram: @tintin_indonesia.

Nantinya semua pertanyaan Anda akan dilayani langsung oleh tim admin untuk bagaimana prosedur menjadi members dari KTI. Sukses terus untuk Komunitas Tintin Indonesia, semoga dari kegiatan hobi ini semakin mempersatukan seluruh masyarakat Indonesia dimanapun mereka berada.

“By believing in his dreams, man turns them into reality.”

Herge
Tinggalkan pesan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.