Komunitas KJS (Jalan Sutra), Foodie Hunter Culinary

Kuliner dan Makanan memang saling berhubungan, paling tidak itulah yang sering kita dengar dari masyarakat Indonesia

Tikum Kuliner: Komunitas Jalan SutraKuliner dan Makanan memang saling berhubungan, paling tidak itulah yang sering kita dengar dari masyarakat Indonesia. Ibaratnya kedua hal ini serupa tapi sebenarnya tak sama. Nah, mari kita pahami dimana letak perbedaan kedua kata itu.

<img decoding=

Kuliner adalah adalah kegiatan yang berhubungan dengan memasak, pengolahan makanan, aktivitas memasak, dan sudah pasti hasilnya adalah sebuah Makanan. Sedangkan makanan adalah sumber energi bagi tubuh kita agar dapat melakukan berbagai aktivitas. Sebab tanpa asupan makanan tubuh kita tidak akan mendapatkan energi. Walaupun terkadang makanan itu sendiri tidak harus diolah dengan cara memasak.

Kita patut bangga sebagai masyarakat Indonesia yang kaya akan kebudayaan khususnya di bidang masak-memasak. Sebab setiap daerah dari Sabang – Merauke memiliki keragaman kuliner dan masakan. Bahkan beberapa sudah mendapat pengakuan dari Unesco PBB yaitu Rendang asal Sumatera Barat.

Rasanya tidak ada habisnya jika kita membicarakan kekayaan cita rasa kuliner nusantara, namun akan terasa lebih menyenangkan jika kita bisa bergabung, belajar dan menjelajahi Indonesia bersama komunitas Foodie yang hobi makan-makan dan jalan-jalan dari Komunitas JalanSutra

Komunitas Jalan Sutra (KJS) awalnya adalah sekumpulan para pembaca kolom JalanSutra dari sebuah mailing list yang terbentuk pada tanggal 21 Mei 2003. KJS memiliki visi dan misi untuk melestarikan warisan kuliner nusantara sekaligus merayakan budaya kuliner Indonesia. Cikal bakal terbentuknya komunitas ini dibuat oleh Wasis Gunarto atas persetujuan dari mendiang Bondan Winarno sebagai pemilik kolom JalanSutra.

Saat ini KJS hanya dikelola oleh seorang koordinator yang bernama Harry Nazarudin dan Lidia Tanod sebagai moderator. KJS tidak memberlakukan struktur komunitas/organisasi secara formal seperti komunitas berbagai bidang lain yang ada di Indonesia.

<img decoding=
(Dari Kiri-kanan: Bondan Winarno, Lidia Tanod, Harry Nazarudin)

Sejak berdiri hingga sekarang, jumlah anggota KJS (Komunitas Jalan Sutra) yang tercatat di mailing list sudah mencapai sekitar 17.000 orang dan semuanya adalah orang-orang yang tinggal di Indonesia dan juga di luar negeri. KJS memang tidak membuat chapter/wilayah khusus, akan tetapi selain di kota Jakarta para anggota Jalansutra di kota Bandung adalah kelompok yang juga lumayan aktif berkegiatan di wilayah Bandung dan sekitarnya. Namun, sejak bubarnya yahoo groups, pendataan jumlah anggota hanya bisa dilihat melalui Facebook Groups, followers Instagram, dan anggota di aplikasi WhatsApp Group.

Latar belakang para anggota KJS terdiri dari berbagai genre, usia, dan profesi. Mulai dari usia remaja hingga dewasa mencapai 93 tahun, dengan profesi seperti Pelajar, Mahasiswa, Karyawan profesional, Pengusaha, Dokter, Wartawan, Chef, Pemilik Restoran, hingga Ibu rumah tangga.

<img decoding=
<img decoding=

Kami bertanya kepada perwakilan KJS mengenai apa yang membedakan komunitas ini dengan Komunitas yang ada di Indonesia? dan jawaban mereka adalah

“Komunitas Jalansutra bisa dibilang adalah komunitas kuliner pertama di Indonesia. Kegiatannya tidak cuma sekedar jalan-jalan dan makan-makan, tapi juga banyak edukasi yang kami lakukan. Aneka kegiatan ini akhirnya melahirkan beberapa pakar di bidangnya, seperti Adi Taroepratjeka yang menjadi seorang ahli kopi, Yohan Handoyo sebagai ahli wine, Ratna Soemantri dan Bambang Laresolo sebagai ahli teh, dan juga Lidia Tanod dan Harry Nazarudin yang menjadi penulis kuliner.

Wow, bagi kami hal ini sangat Keren sekali, karena berawal dari hobi bisa melahirkan berbagai ahli di bidangnya.

Kegiatan rutin KJS terdahulu tepatnya pada 5 tahun pertama adalah mencoba berbagai tempat makan baru yang direkomendasikan melalui milis, dan Ini bisa dilakukan setiap minggu.

Selain itu ada juga kegiatan jalan-jalan yang biasanya dilakukan 4 bulan sekali, di antaranya adalah kegiatan edukasi seperti tea appreciation class, coffee cupping dan wine experience.

Sejak tahun 2016 di setiap tahunnya KJS selalu membuat event yang diberi nama WTF Jalansutra. WTF adalah singkatan dari Writing-Travel-Food. Ketiga hal ini ada inti dari kegiatan Jalansutra setiap tahun yang dikemas dengan tema berbeda sekaligus mengundang berbagai narasumber untuk berbagi seputar inovasi yang mereka kerjakan dan bagaimana pencapaiannya. Masih ada lagi, di WTF mereka juga mengadakan kelas kecil agar anggota dan non anggota Jalansutra bisa mendapatkan berbagai pengalaman dan edukasi yang pernah dilakukan para pendahulunya.

<img decoding=
<img decoding=
<img decoding=

Sejak pandemic Covid-19 melanda Indonesia, semua kegiatan KJS masih dilalukan secara online dan masih terbatas pada diskusi-diskusi kuliner dengan narasumber dari kalangan anggota internal Jalansutra maupun dari eksternal Jalansutra. Sebab wisata kuliner tidak selalu hanya di dalam negeri, bahkan beberapa anggota juga turut aktif melakukan review makanan dan minuman di seluruh dunia. Kemudia meereka membagikan pengalaman tersebut berikut dokumentasinya melalui milist grup.

Tidak hanya sampai disitu, bahkan mendiang Pak Bondan, Lidia Tanod dan Harry Nazarudin juga sudah membuat buku seri 100 Mak Nyus, yang buku pertamanya adalah:

  • 100 Maknyus Indonesia
  • 100 Maknyus Jakarta
  • 100 Maknyus Bali
  • 100 Maknyus Joglosemar (Yogyakarta, Solo dan Semarang)
  • 100 Maknyus Jalur Mudik (Jalur Pantai Utara dan Pantai Selatan Pulau Jawa).
<img decoding=
<img decoding=

Bagaimana sobat tikum, seru bukan kegiatan mereka. Jika Anda mempunyai kesamaan passion, suka makan-makan sambil jalan-jalan seperti para penggiat kuliner KJS silahkan mulai bergabung melalui sosial media resmi mereka di bawah ini.

E-mail: wtfjalansutra@gmail.com
Facebook Group: Jalansutra
Instagram: @komunitasjalansutra

Tikum.id bangga bisa turut serta mendukung Gerakan Komunitas JalanSutra dalam melestarikan warisan kuliner nusantara. Semoga melalui komunitas ini akan banyak lembaga negara yang akan mendukung dalam berbagai hal sehingga makanan nusantara juga turut diakui secara resmi oleh dunia internasional. Salam Kuliner!

People who love to eat are always the best people.

Julia Child
Tinggalkan pesan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.