Kenapa Provinsi Papua Disebut Sebagai Bumi Cendrawasih?

Berbicara tentang Burung Cendrawasih pasti tak lepas dari Provinsi Papua, pulau paling Timur dari Indonesia yang punya keindahan alam dan keunikan budaya masyarakatnya.

Tikum Animal Lovers – Tahukah Anda bahwa Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama diadakan di Papua pada tahun 1948. multi event olahraga tingkat nasional ini akhirnya kembali diselenggarakan di wilayah Timur Indonesia. Kesiapan Papua yang dahulu bernama Irian Jaya dalam menjadi tuan rumah PON XX telah terbukti dengan dirampungkan berbagai sarana prasarana arena cabang olahraga maupun stadion megah Lukas Enembe berkualifikasi Internasional.

Bicara tentang Papua, tak lepas dari sebutannya sebagai ‘Bumi Cendrawasih’ karena banyaknya jenis Burung Cendrawasih ditemukan di sana. Sebagai spesies endemic Papua, Cendrawasih adalah salah satu burung yang dilindungi dan dilestarikan Indonesia. Burung khas Papua ini menjadi simbol Keindahan alam, Budaya dan Solidaritas.

Masyarakat Papua sendiri memiliki kearifan lokal dalam menangkap burung yang memikat ini.

Hal ini terbatas hanya untuk ritual dan kegiatan budaya. Pakaian tradisional mereka menarik karena bulu Cendrawasih yang elegan digunakan untuk memperindah hiasan kepala dan kostum mereka.
Bulu berwarna-warni ini telah menarik perhatian dan menginspirasi banyak orang di luar Papua, terutama para Seniman.

Genus Cendrawasih dikategorikan sebagai Paradisaea, dan ada 43 spesies Cendrawasih yang hidup di hutan. Mulai dari permukaan laut hingga hutan tengah pegunungan.

Ada fakta unik tentang burung cantik ini, yaitu Cendrawasih jantan yang memiliki bulu warna-warni yang panjang dan indah mencolok dengan kombinasi warna coklat, kuning, merah, ungu, putih, hijau dan biru. Bulu-bulunya ini digunakan untuk menarik perhatian betina. Semakin tua Cendrawasih Jantan, semakin panjang bulunya, dan semakin indah bentuknya.

Menurut International Union For The Conservation of Nature (IUCN), kebanyakan dari spesies Cendrawasih berstatus konservasi berisiko rendah terhadap kepunahan. Kendati demikian, maraknya perburuan dan perdagangan serta rusaknya habitat akibat pembukaan hutan membuat satwa ini lambat laun akan terancam punah di masa yang akan datang.

Agar hal tersebut tidak terjadi, diperlukan upaya konservasi baik secara eksitu maupun insitu untuk menjaga satwa unik ini.

Segala sesuatu di dunia ini memang untuk dinikmati manusia, tapi bukan dieksploitasi dan dihancurkan. Kita semua perlu melindungi alam dan fauna liar Indonesia jika kita ingin generasi penerus kita melihat dan menikmatinya di masa depan. Oleh karena itu, mari kita selamatkan Burung Cendrawasih demi kelestarian kepingan surga di bumi Indonesia.

Tinggalkan pesan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.