Jadi Tuan Rumah, Siapkah Qatar Gelar Piala Dunia 2022 di Tengah Pandemi?

Sebagai negara Arab pertama yang menjadi tuan rumah Piala Dunia terlebih di tengah pandemi, Qatar menyiapkan banyak hal untuk pembuktian kesiapannya. Apa saja?

Meski masih beberapa tahun lagi, namun antisipasi publik pada helatan World Cup atau Piala Dunia tampak semakin besar. Tampilnya Qatar sebagai tuan rumah juga menarik perhatian. Selain persiapan yang mungkin berbeda karena pandemi yang masih berlangsung, Piala Dunia ke-22 ini merupakan yang pertama kalinya digelar di negara Arab dengan negara yang mayoritas Muslim.

Piala Dunia Qatar juga akan menjadi Piala Dunia Kedua yang diadakan di Benua Asia pasca turnamen tahun 2002 yang diselenggarakan bersama oleh Korea Selatan dan Jepang. Piala Dunia Qatar sekaligus akan menjadi turnamen terakhir yang melibatkan 32 negara. Turnamen selanjutnya yang akan digelar tahun 2026 mendatang rencananya akan diikuti oleh 48 tim dan akan diadakan di Amerika Serikat, Meksiko dan Kanada.

Piala Dunia 2022, Pertaruhan bagi Qatar.

Meskipun ada kabar dalam waktu dekat vaksin Covid-19 akan segera diluncurkan, namun sampai saat ini kondisi pandemi menjadi tantangan tersendiri bagi Qatar dalam mempersiapkan Piala Dunia. Menurut Simon Chadwick, seorang profesor di bidang strategi dan pemasaran bisnis olahraga, jika ingin melakukan pembuktian, Qatar harus bisa menjamin bahwa negara mereka cukup aman untuk dikunjungi meski Covid-19 belum mereda.

Qatar sendiri diketahui sudah membangun fasilitas olahraga baru dan beragam pendukung lainnya demi menyambut helatan akbar itu. Namun, para kritikus mempertanyakan apakah fasilitas saja sudah cukup bagi Qatar untuk bisa menjadi penyelenggara Piala Dunia 2022. Banyak orang bahkan mempertanyakan mengenai keabsahan hak Qatar untuk menjadi tuan rumah dalam kompetisi ini.

Tuduhan mengenai penyuapan, kekhawatiran tentang perlakuan terhadap pekerja imigran dan argumen bahwa Qatar tidak memiliki budaya sepak bola yang mapan menjadi diskusi global mengenai Piala Dunia yang akan datang. Akibatnya, banyak penggemar sepak bola yang kemudian merasa ragu untuk menghadiri turnamen tersebut.

Langkah Qatar Menjawab Keraguan Publik

Terlepas dari kontra yang menyudutkan mereka, Qatar berhasil membuktikan keseriusan mereka untuk menjadi tuan rumah. Pada laporan pertama Sustainability Progress yang dipublikasikan Oktober lalu, Qatar menunjukkan upaya yang nyata dalam menegakkan prinsip-prinsip berkelanjutan dalam persiapan Piala Dunia yang akan mereka adakan termasuk mengenai hak asasi manusia bagi kaum pekerja.

Laporan tersebut memberikan informasi bahwa Qatar telah memenuhi lima poin yang menjadi bagian dari penyelenggaraan Piala Dunia yang berkelanjutan sesuai dengan aturan FIFA. Kelima poin tersebut mencakup hak asasi manusia, keragaman dan perlindungan lingkungan. Langkah-langkah konstruksi berkelanjutan yang diambil oleh Qatar di berbagai proyek juga mengundang pujian. Itu termasuk pembuatan sistem transportasi umum untuk mengurangi polusi udara dan kebisingan.

Tidak hanya mendapatkan pujian, Al-Thumama Stadium yang akan menjadi venue Piala Dunia juga didesain secara teliti. Menurut CEO Arab Engineering Bureau, Ibrahim Mohamed Jaidah, dia mendesain stadion tersebut bukan hanya untuk memenuhi standar dari FIFA, tapi juga menciptakannya menjadi sebuah karya seni mengesankan dari segi struktur dan teknologi.

Dalam kesempatan ini, Qatar juga ikut berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan dengan Sistem Penilaian Keberlanjutan Global yang berlaku di Timur Tengah dan Afrika Utara. Di antara teknologi berkelanjutan yang digunakan di arena stadion adalah sistem AC eksternal yang tidak ditemukan di stadion manapun di dunia. Teknologi ini sekaligus akan membuka kesempatan bagi negara-negara lain yang beriklim panas untuk ikut menyelenggarakan acara olahraga besar sekelas Piala Dunia di masa depan. Apakah Anda sudah tidak sabar menyambut gelaran Piala Dunia 2022 di Qatar?

Tinggalkan pesan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.