Bacaan 3 Menit
Sobattikum khususnya yang berada dibisnis kopi, saat ini dari pemasok hingga kedai kopi, semua merasa sulit untuk tetap bertahan akibat krisis coronavirus. Perlu cara-cara baru agar mendapatkan kembali penjualan, atau sebagian penjualan untuk bertahan dalam bisnis.
Pada awal pandemi, bisnis langsung bergulat karena sebahagian pelanggan tidak diperkenankan atau berhenti mengunjungi kedai kopi mereka. Dengan diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar ( PSBB ) termasuk ibu kota Jakarta, memaksa banyak kafe untuk tutup, setidaknya untuk sementara. Konsekuensinya, Semua orang di industri kopi terkena dampak pandemi, dari petani hingga pemilik kedai kopi.
Penjualan merosot dan pemain industri terpaksa harus menemukan metode bisnis baru.
Para Roastery Kopi yang biasa memasok biji kopi ke kafe, Sejak bulan Maret berjuang melakukan penjualan yang turun 30 hingga 40%.
Pada saat bersamaan, dengan turunnya harga biji kopi para pemasok dan reseller memiliki margin lebih dan ini yng membuat mereka bisa bertahan.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan nilai ekspor kopi turun 2,3 persen pada Januari-Februari dibandingkan periode yang sama tahun lalu, meskipun volume pertumbuhannya 9,07 persen.
Kementerian Perindustrian telah memperingatkan industri kopi akan menghadapi tantangan terbesarnya selama pandemi karena tujuan ekspor memaksa persyaratan ekspor menjadi lebih rumit.
Penjualan Online untuk Penyelamatan
Selera pecinta kopi tampaknya tidak terpengaruh oleh krisis, sesuatu yang telah memberikan toko online garis hidup selama pandemi berlangsung.
Baca Juga: https://tikum.id/jangan-berhenti-minum-kopi/
Salah satu cara untuk mempertahankan pendapatan bagi pemasok dan toko kopi selama pandemi adalah penjualan online.
Menjual Beans dan kopi takeaway secara online telah memungkinkan toko untuk bertahan hidup .
Perlu diversifikasi produk untuk menumbuhkan minat pembeli untuk belanja secara online. Contohnya dengan cold brew dan minuman botol, pelayanan prima dan insentif pengiriman gratis untuk merayu pelanggan.
Baca juga: https://tikum.id/kopi-kreatif-bagaimana-brew-dingin-menangkap-pasar-milenial/
Semoga kreativitas pebisnis makin bertumbuh hingga memungkinkan untuk bertahan.