Bacaan 6 menit
Poin utama:
- Pertumbuhan jumlah Gamers di Indonesia naik secara exponential seiring dengan jumlah pengguna smartphone
- Promosi games/ eSport secara komersil secara masif oleh game developer dan ditopang oleh pengaruh top Gamers Sport
- Monetisasi dan hadiah yang menggiurkan menjadi driver utama semakin meningkat seiring waktu dan persaingan antara developer dan publisher
- Game Republic: Everyone is connected in the Game
Setelelah perhelatan IDBYTE E-Sport, konferensi gaming dengan tema “Change for Gaming” yang terbilang sukses dilaksanakan di BSD pada tanggal 13 September 2019 lalu, diharapkan akan banyak membawa dampak bagi perekonomian Indonesia terutama peluang bagi kreator platform gaming mempenetrasi level korporasi, brand dan indutri teknologi informasi.
Saat ini jumlah pemain game mencapai lebih dari 52 juta orang berbanding lurus denga pengguna smartphone yang mencapai 82 juta lebih dan menempati posisi 17 besar dunia dengan volume bisnis fantastis sebesar 8,7 triliun untuk mobile gaming saja, belum termasuk gaming PC.
Trend ini semakin bertumbuh subur dengan hadirnya produk smartphone yang semakin canggih (Prosesor dan VGA makin cepat, Ram dan data storage makin besar) dengan harga yang semakin murah dan startup mobile developer yang takhentinya berkreasi untuk menciptakan game baru dalam ekosistem mobile gaming maupun PC.
Salah satu developer game, Garena contohnya, dengan produk Free Fire dan AoV sudah menjadi game mobile favorit. Free Fire saat ini memiliki pemain game sebesar 450 juta gamers diseluruh dunia. Brasil dan Indonesia merupkan penyumbang jumlah gamers terbanyak.
Kembali ke Indonesia, Presiden Jokowi melihat peluang industri gaming akan semakin bertumbuh pesat di Indonesia dimasa mendatang. Dengan mengadakan kegiatan perebutan Piala Presiden Esport (PPE) 2020 mempertandingkan tiga game termasuk satu game lokal dari Indonesia. Game yang dipertandingkan termasuk Battle Royal besutan Free Fire, Pro Evolution Soccer (PES) dan satu game besutan putra Indonesia yang akan dipilih mewakili game lokal, dengan harapan akan menarik lebih banyak enthusiast baru dan penonton yang pada tahun 2019 lalu mempertandingkan Mobile Legends ditonton sebanyak 4 juta orang.
Menilik developer game di Indonesia, perkembangan sangat cepat dan penerimaan masyarakat terbilang sangat baik. Sebut misalnya Developer Kidalang asal Bandung dengan game visual novel, Developer Touchten games dengan Infinite Sky, Digital Happines dengan Dreadout, Developer Toge Productions dengan game Infectonator serta Solite Studio degan game Save the Hamster yang keselurahan developer tersebut sangat terkenal di dunia baik olehpengguna IOS maupun Android.
Demikian halnya dengan Komunitas gamers yang saat ini semakin bertumbuh dari waktu kewaktu. Indonesia e-Sport Association (IESPA) misalnya, merupakan wadah komunitas gamer pertama di Indonesia.
Komunitas Heartstone Indonesia merupakan komunitas yang memajukan para Decker Game yang secara regular melaksanakan gatering, main bareng dan menyelenggarakan kompetisi lokal.
Komunitas Blizzard Gamer Indonesia dengan fokus game StarCraft dan Heartstone. Sama dengan komunitas Heartstone, komunitas Blizzard sering melasaknakan kegiatan kegiatan yang menggalang members baru.
Bermain game merupakan kegiatan yang sangat diminati banyak orang sebagai platform entertainment untuk terlepas dari routinitas. Dari berbagai studi, terdapat 5 hal utama mengapa kita suka bermain game.
Bertransformasi menjadi pribadi yang lain.
Bermain game menstimulasi otak dengan menciptakan garmen baru atau pribadi baru sebagai tokoh utama dalam semesta game yang dimainkan. Rasa bangga saat mampu memenangkan challange atau meningkatkan posisi diri dalam setiap level dimana dunia nyata tidak akan pernah memberikan peluang serupa secara cepat dan instan.
Meningkatkan rasa percaya diri
Setiap level yang dilampaui, dan setiap challange yang dimenangi meningkatkan dan menciptakan rasa percaya diri gamer semakin tinggi.
Menghilangkan emosi negatif
Ruang pelampiasan perasaan negatif seperti stress dan kekecewaan. Bermain game dapat menghapus rasa negatif. Gamers cenderung melampiaskan perasaannya dengan bermain game untuk melupkan masalah dan menghilangkan emosi yang erjadi di dunia nyata.
Menciptakan dopamin
Dopamin merupakan neurotransmitter penghantar sinyal listrik dari neuron satu ke neuron lainnya (Jutaan hingga milyaran interkoneksi neuron dalam otak). Dopamin merupakan unsur yang mempengaruhi mood, libido, rasa senang dan keinginan untuk mengkonsentarsikan pikiran.

Menciptakan ruang baru dengan melarikan diri dari rutintas
Banyak dari kita senang bermain game tentu karena sulitnya menghadapi realita dunia nyata. Orang yang kesepian, yang menghadapi banyak masalah memiliki kecenderungan lebih banyak bermain game.
Disamping hal tersebut, dan semakin bayaknya developer game memberi ruang dan kesempatan untuk momonetisasi hobbi ini, mampu menarik atensi gamers hingga jutaan orang. Lihat saja jumlah online gamers yang mencapai lebih dari 52 juta orang dan ini akan semakin bertumbuh terus dimasa mendatang.
Pemerintah Indonesia melihat hal ini sebagai salah satu agen ekonomi yang sangat bagus untuk dipupuk karea memang industri game menghasil demikian besar peluang bisnis dan sumber pendapatan bagi developer dan tentunya juga pemerintah, apalagi ditopang dengan populasi yang sedemikian besar dan muda.
Memang jumlah gamer Indonesia masih di posisi 17 dunia saat ini, namun dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia rata -rata diatas 5 % (pertumbuhan ekonomi dunia rata rata hanya sekitar 2% pertahun dan bahkan ada yang mendekati 0%) memungkinkan Indonesia melampaui negara negara dunia lainnya.
Prediksi mayoritas ekonom dunia menunjukkan akan terjadi perbaikan tingkat dan posisi ekonomi Indonesia dari saat ini di 16 ke posisi 5 setelah China, India, Brasilia dan Amerka Serikat dengan GDP sebesar US$10.1 triliun. Industri gamers dan adopsi industri 4.0 serta IoT tentunya menjadi salah satu katalisator dalam merealisikan pertumbuhan ekonomi Indonesia didalam waktu yang tidak lama lagi.
So, selamat datang di Republik Gamers.