Etika Makan di Cina, Jepang, dan Korea. Sopan di Sini, Belum Tentu di Sana

Meskipun sama-sama Asia Timur, perbedaan etika makan di Cina, Jepang, dan Korea itu berbeda. Sebelum pergi ke sana, pelajari dulu etika makannya.

etika makan di cina jepang korea

Tikum.id Food – Meskipun sama-sama Asia Timur, perbedaan etika makan di Cina, Jepang, dan Korea itu berbeda. Sebelum pergi ke sana, pelajari dulu etika makannya.

<img fetchpriority=

Bangsa Asia terkenal dengan filosofi hidup dan sopan-santunnya. Sopan-santun itu mereka aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya dalam aktivitas makan. Meskipun sama-sama bangsa Asia Timur, Cina, Jepang, dan Korea punya etika makan yang berbeda. Sebelum pergi berwisata ke tiga negara ini, pelajari dulu etika makannya agar kamu dianggap sopan ketika makan.

<img decoding=

Mempersilakan Orang yang Lebih Tua

Menghormati orang yang lebih tua merupakan salah satu bentuk sopan-santun di masyarakat Asia. Masyarakat Cina, Jepang, dan Korea biasanya mempersilakan orang yang lebih tua untuk duduk dan mengambil makanan terlebih. Di Jepang, orang yang lebih muda biasanya memberikan piring dengan kedua tangan kepada yang dituakan.

Mengucapkan Selamat Makan

Acara makan dimulai dengan ucapan selamat makan. Orang Jepang mengucapkan “itadakimasu” yang artinya ‘selamat makan’. Sementara itu, orang Korea mengucapkan “jalmeokhoseumnida” yang artinya ‘saya akan makan dengan baik’.

Etiket Penggunaan Mangkuk

Penggunaan mangkuk dalam jamuan makan di Asia Timur tidaklah sembarangan. Di Cina dan Jepang, nasi disantap dengan mangkuk kecil, kemudian diangkat dengan satu tangan. Jika makan di Korea, jangan makan dengan mengangkat mangkuk, tetapi letakkan di sebelah kirimu.

Etiket Penggunaan Sumpit

Selain mangkuk, peralatan makan yang identik dengan bangsa Asia Timur ialah sumpit. Di Cina, pantang untuk menusuk makanan dengan sumpit. Posisi sumpit tidak boleh vertikal karena itu melambangkan kematian. Tidak boleh pula memain-mainkan sumpit karena dianggap tidak sopan.

Segala makanan di Jepang disajikan dengan sumpit, termasuk sup. Isian sup terlebih dahulu diambil dengan sumpit, kemudian kuahnya diteguk dengan mengangkat mangkuk menggunakan empat jari sebagai penopang.

Penggunaan sumpit juga dominan di Korea. Meletakkan sumpit di dalam mangkuk dianggap tidak sopan sehingga saat sumpit tidak digunakan, sebaiknya ditaruh di meja. Selain itu, menggunakan sumpit dalam posisi tegak lurus dengan meja dilarang karena biasanya melambangkan nasib buruk.

Aturan Mengambil Makanan

Baik Cina, Jepang, maupun Korea, ketiganya mempersilakan orang yang lebih tua untuk mengambil makanan terlebih dahulu. Dalam jamuan makan di Cina, ketika makanan tinggal sedikit, sebaiknya bertanya akan terlebih dahulu apakah masih ada yang mau ketika akan menghabiskannya. Sedangkan di Jepang ada aturan unik, yakni tidak mencampur nasi dengan lauk.

Nasi disajikan di mangkuk, kemudian lauk langsung diambil dengan sumpit. Tujuannya agar nasi tidak kotor. Sementara itu, di Korea ada aturan untuk tidak mengambil semua jenis hidangan dan tidak sekadar icip-icip, lalu tidak menghabiskannya

Makan dengan Elegan

Makan tanpa bersuara, mengunyah dengan mulut tertutup, dan tidak memasukkan makanan terlalu banyak merupakan aturan wajib dalam makan di Cina. Jika ingin membuang tulang atau kerikil, jangan langsung dilepeh, tetapi diambil dengan sumpit, kemudian ditaruh di piring.

Menaruh siku di meja dan menjilat jari saat makan di Jepang merupakan larangan. Namun, menyeruput mi justru bagus sebagai tanda menikmati makanannya. Di Korea, jika hidungmu berair, pergilah untuk mengelapnya, jangan lakukan di meja makan karena bisa menularkan virus. Jangan pula makan terburu-buru.

Mengucapkan Terima Kasih

Mengucapkan terima kasih sebagai bentuk apresiasi atas makanan merupakan hal yang semestinya. Orang Jepang biasanya mengucapkan “gochisou sama” yang artinya ‘saya menikmati makanan ini’, sementara orang Korea mengucapkan “masigaemeokgoseoyo” yang artinya ‘saya menikmati makanannya’. Dalam acara minum teh di Cina, mengetuk meja dua kali merupakan tanda terima kasih ketika teh dituangkan. Ketukan tiga kali menandakan tehnya cukup.

Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Pepatah ini harus kita bawa ke mana pun kita pergi. Sebelum berkunjung ke sebuah negara, ada baiknya untuk mempelajari budayanya sehingga bisa menghormati dan mengikuti sopan-santun yang berlaku di sana, termasuk budaya makannya.

Tinggalkan pesan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.