Tikum Bola – Benarkah sepak bola juga dapat menghentikan perang saudara? Percaya atau tidak, hal ini pernah terjadi pada Didier Drogba. Seperti apakah kisahnya?
Percayakah bila sepak bola ternyata juga dapat hentikan perang saudara, meskipun terdengar bombastis, hal ini terjadi pada Didier Drogba. Tidak hanya berprestasi dalam olahraga ini, Drogba juga ikut mengharumkan nama Pantai Gading, salah satu negara di Afrika Barat. Tidak percaya?
Drogba lahir di Pantai Gading pada tanggal 11 Maret 1978 dengan nama lengkap Didier Yves Drogba Tebily. Selama kariernya sebagai seorang striker, Drogba memang belum sampai mendapatkan trofi juara. Namun, deretan prestasinya dalam dunia sepak bola juga tidak bisa dipandang sebelah mata.

Pernah 5 Kali Tampil di Piala Afrika
Saat ini, Didier Drogba ikut berpartisipasi dalam Piala Afrika 2021 yang digelar di Kamerun. Perhelatan ini dimulai sejak 9 Januari dan akan berakhir pada 6 Februari 2022. Namun, ternyata Drogba sudah lima kali tampil di Piala Afrika. Bagi yang mengikuti Piala Afrika, Drogba tampil pada 2006, 2008, 2010, 2012, dan 2013.
Dari total keseluruhan partisipasinya hingga saat ini, Droga berhasil mencetak 11 gol. Alhasil, nama Drogba mengisi posisi kelima dalam daftar top scorer sepanjang masa di Piala Afrika. Kedua atlet Afrika lain yang masuk ke dalam daftar ini juga adalah Patrick Mboma asal Kamerun dan Hossam Hassan yang berasal dari Mesir.
Makanya, Drogba pun didapuk sebagai salah satu pemain sepak bola terbaik dari Pantai Gading. Bersama The Elephants, Drogba telah mencetak gol terbanyak, yaitu 65 gol dari total 105 penampilan. Lalu, bagaimana dengan kontribusinya terhadap penghentian perang saudara di tanah kelahirannya?
Pahlawan di Luar Lapangan
Pada 8 Oktober 2005, Timnas Pantai Gading bertamu ke Sudan dalam rangka pertandingan final Grup 3 untuk Kualifikasi Piala Dunia 2006 dari Zona Afrika. Saat itu, Kamerun pesaing mereka juga sedang menjamu Mesir.
Ketika Pantai Gading berhasil menundukkan Sudan dengan skor 3 – 1, Kamerun malah berakhir seri 1 – 1 dengan Mesir. Makanya, Pantai Gading-lah yang berhak maju ke Piala Dunia 2006 di Jerman. Mereka pun lolos dengan nilai 22 sebagai Grup 3. Karena saat itu pertama kalinya Pantai Gading bisa ikut berlaga di Piala Dunia, Skuad The Elephants sampai merayakannya gila-gilaan.
Meskipun demikian, Drogba masih menaruh perhatian pada perang saudara yang sudah terjadi di tanah kelahirannya sejak 2002. Bahkan, setelah menang melawan Sudan, Drogba menyampaikan pidato mengesankan, yang juga diliput oleh BBC.
Lewat pidatonya, Drogba mempersembahkan kemenangan timnya untuk Pantai Gading. Drogba juga meminta dengan sangat agar rekan-rekan se-tanah airnya berhenti berperang dan mulai mengadakan pemilihan umum.
Usaha Didier Drogba dalam hentikan perang saudara di Pantai Gading tidak hanya berhenti sampai di situ. Setahun sesudah kesuksesan Timnas Pantai Gading berlaga di Piala Dunia, Drogba memberikan pengumuman bahwa timnya akan bertanding melawan Madagaskar. Lokasi pertandingan berada di Bouake, bagian utara Pantai Gading yang merupakan markas kubu pemberontak.
Dalam pertandingan tersebut, Pantai Gading menang dengan skor 5 – 0 tanpa balasan dari pihak Madagaskar. Kemenangan ini membuat penonton dari dua pihak yang berseberangan ikut larut dalam perayaan tersebut. Bersama timnya, Drogba berjalan keliling lapangan sesudah pertandingan tersebut berakhir. Sebastian Gnahore, mantan pemain sepak bola sesama warga Pantai Gading, menyebut momen itu sebagai euforia seluruh negeri.
Singkatnya, dua pertandingan tersebut—Pantai Gading melawan Sudan dan Madagaskar berikutnya—menjadi penanda penting yang berpengaruh dalam menghentikan perang saudara yang terjadi di Pantai Gading. Semoga sesudahnya, kedamaian di tanah kelahiran Didier Drogba akan selalu terjaga.