Sebelum memutuskan berhenti menjadi seorang working mom di tahun 2021 pertimbangkan dulu empat hal berikut agar kelak tidak menyesal dan melukai kebahagiaan diri Anda sendiri.
Menjadi seorang working mom bukanlah perkara mudah. Anda yang telah menjalaninya selama sekian lama pun pada akhirnya sampai ke titik di mana otak terus menerus meneriakkan pertanyaan: bagaimana kalau aku berhenti bekerja saja dan menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya?
Pertanyaan semacam ini umumnya muncul sebagai bentuk akumulasi dari berbagai kejadian. Anda mungkin baru melahirkan dan ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan si kecil, terlalu banyak tuntutan serupa dari orang-orang sekitar, atau yang lainnya.
Namun dari mana pun sumber kekalutan tersebut muncul, jangan sampai Anda mengambil keputusan karena impulsif. Ambil waktu dan ruang sejenak untuk berbicara dan berpikir dengan diri sendiri. Setelah itu, jawab beberapa pertanyaan berikut dengan sejujurnya sebelum memutuskan apa pun.
Benarkah Keputusan Ini Tidak Didasari Emosi Sesaat?
Setiap orang dengan satu pekerjaan saja pasti akan dan pernah mengalami titik jenuh—apalagi jika Anda seorang wanita karir sekaligus ibu. Gabungan masalah di kantor dan naluri seorang ibu yang ingin selalu melindungi dan memberi yang terbaik bagi si kecil kadang dapat mengacaukan pikiran maupun perasaan tersendiri. Tak jarang, persoalan ini pun berlarut-larut hingga mengganggu kestabilan emosi.
Saat keinginan untuk berhenti bekerja muncul ke permukaan, istirahatlah sejenak. Cobalah merunut dan mencari tahu apa yang menjadi pemicu utama keinginan tersebut. Lalu, tanyakan pada diri sendiri: benarkah Anda benar-benar ingin berhenti, atau hanya ingin mengambil jeda sebentar saja?
Sanggupkah Bertahan Menjadi Ibu Rumah Tangga Saja?
Anda mungkin berpikir dan merasa cukup yakin bahwa menjadi ibu rumah tangga saja akan lebih mudah: di rumah saja, mengurus anak, membersihkan rumah, dan pekerjaan domestik lainnya. Namun sayangnya, kendati tak ada tuntutan dari bos atau klien sekalipun, tugas-tugas tersebut harus Anda lakukan secara rutin 24/7.
Pepatah ‘rumput tetangga lebih hijau’ pun berlaku dalam konteks ini. Terutama jika Anda termasuk wanita yang aktif sejak dahulu—dan suka bersosialisasi di luar rumah—menjadi ibu rumah tangga saja kemungkinan besar justru akan menjadi tantangan tersendiri. Bukan tidak mungkin, Anda akan mengalami mental breakdown yang lebih parah dari kondisi saat ini.
Kembali ke Awal: Apa Tujuan Anda Bekerja?
Saat segala sesuatunya terasa buntu dan Anda tak bisa memutuskan apa pun, tanyakan hal ini kepada diri sendiri: apa tujuan awalku melakukan ini? Pun demikian kala menimbang untuk terus menjadi working mom atau tidak. Kembalilah ke titik awal dan niat Anda ketika memutuskan menjadi seorang ibu yang bekerja.
Tidak ada yang keliru dari setiap niat wanita yang bekerja: ingin membantu perekonomian keluarga, sarana untuk aktualisasi diri, cara menjaga indepensi, dan lain-lain. Anda yang paling tahu apa tujuan awal memilih jalan ini. Hanya saja, kini, ada tanggung jawab lain yang juga menuntut Anda lebih bijak dalam menentukan prioritas.
Bicarakan dengan Keluarga
Bagaimanapun, Anda tidak sendiri dalam menjalani peran ini. Komunikasikanlah dengan pasangan, keluarga, maupun support system lainnya. Karena kerap kali, rasa jenuh dan kalut menutup pikiran dari sudut pandang yang berbeda maupun solusi lain yang sesungguhnya tidaklah sulit.
Jangan ragu pula jika Anda membutuhkan bantuan dari pihak lain. Menerima uluran tangan bukanlah sebuah tanda kelemahan. Toh pada akhirnya, menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya atau working mom, sama-sama bukan pekerjaan yang mudah—apalagi dengan tuntutan sosial dari masyarakat terhadap wanita yang belum juga usai.
Terlepas dari fakta bahwa Anda seorang ibu dan pekerja, hal yang lebih penting lainnya adalah bahwa Anda seorang manusia yang mempunyai kebutuhan untuk hidup damai dan bahagia. Tidak ada yang dapat menentukan kedamaian dan kebahagiaan Anda kecuali diri Anda sendiri. Karena itu, baik menjadi seorang working mom maupun ibu rumah tangga, hanya Anda yang benar-benar berhak untuk memutuskan lewat pertimbangan yang matang dan bijak.
Sama banget dengan dilema aku neh 😣😣
Huhuhu… semua wanita karir pasti pernah merayakannya 😀