Tikum.id Music – Coldplay akan menggelar konser di Indonesia pada tanggal 15 November mendatang. Namun tahukah kamu fakta menarik tentang band ini?

Tanggal 15 November 2023 akan menjadi momen yang sangat dinantikan oleh penggemar musik di Indonesia. Pasalnya, band Coldplay yang terkenal di seluruh dunia akan menghelat konser di tanah air untuk pertama kali. Agar lebih mengenal band asal Inggris ini, mari kita lihat beberapa fakta menarik tentang mereka.
Asal Mula Nama Coldplay
Band Coldplay yang terbentuk di London pada tahun 1996-1997 ternyata memiliki sejarah yang menarik. Chris Martin dan Jonny Buckland, awalnya membentuk band ini dengan nama Pectoralz. Namun, ketika Guy Berryman bergabung sebagai anggota ketiga, mereka kemudian mengganti nama band menjadi Starfish.
Beberapa waktu setelahnya, Will Champion juga ikut bergabung, dan Phil Harvey menjadi manajer grup pada tahun 1998 hingga 2001. Barulah pada tahun 1998, band ini kemudian mengadopsi nama yang kita kenal sekarang, Coldplay.
Dilansir dari American Songwriter, nama Coldplay ternyata didapat dari teman sekelas mereka yang bernama Tim Crompton. Nama tersebut terinspirasi dari buku puisi 1997, berjudul Child’s Reflections: Cold Play. Tim Crompton sebenarnya mengajukan nama Coldplay sebagai salah satu opsi untuk nama band-nya sendiri. Namun sayangnya, teman-teman satu grupnya menolak nama tersebut. Setelah dibuang oleh grup Tim Crompton, nama Coldplay akhirnya diambil oleh Chris Martin dan rekan-rekan sebagai identitas baru band mereka yang sebelumnya bernama Starfish.
Konser Ramah Lingkungan
Coldplay melalui situs resminya berjanji untuk menjadikan tur konser mereka yang bertajuk ‘Music of the Spheres World Tour’ berkelanjutan dan dengan emisi karbon serendah mungkin. Hal ini mereka lakukan dengan menerapkan tiga prinsip, yaitu reduce, reinvent, dan restore.
Coldplay berkomitmen untuk mengurangi emisi langsung tur lebih dari 50% dibandingkan tur sebelumnya (2016-2017). Upaya mereka meliputi mengukur dampak iklim dan jejak lingkungan tur, menyesuaikan operasi tur untuk meminimalkan emisi, mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, dan memanfaatkan biomaterial yang dapat digunakan kembali.
Selain itu, mereka juga berusaha untuk menyerap lebih banyak CO2, salah satunya dengan mendanai penanaman jutaan pohon baru serta melindungi pohon-pohon tersebut, termasuk satu pohon untuk setiap tiket yang terjual.
Aktif dalam Kegiatan Amal
Melansir artikel yang diterbitkan The Guardian pada 2 Februari 2017, Coldplay telah mendukung sejumlah badan amal selama bertahun-tahun, termasuk Oxfam, the Red Cross, War Child, Amnesty International dan Kids Company. Bahkan, vokalis Chris Martin dilaporkan menyumbangkan 10% dari pendapatan tahunannya untuk amal.
Kehebohan Jelang Konser di Indonesia
Konser perdana Coldplay di Indonesia yang akan dihelat pertengahan November mendatang sudah terasa euforianya sejak penjualan tiket yang dilakukan beberapa waktu lalu. Meski harganya relatif mahal, antara Rp800 ribu sampai Rp11 juta, antusiasme penggemar di tanah air tetap tidak pernah padam.
Istilah “ticket war” kerap terlontar untuk menggambarkan persaingan sengit di antara penggemar dalam memperebutkan tiket secara online. Mereka menempuh berbagai cara, termasuk menggunakan beberapa perangkat sekaligus, demi memperoleh tiket yang menjadi incaran banyak orang. Bahkan, Presale yang mulanya direncanakan dua hari, 17 dan 18 Mei, ternyata langsung ludes dalam waktu singkat di hari pertama. Kejadian serupa juga terjadi saat public on-sale pada 19 Mei, saat tiket juga terjual habis hanya dalam beberapa jam setelah dibuka.
Kehebohan war tiket Coldplay ini menjadi sorotan utama di media nasional dan menjadi topik perbincangan hangat di dunia maya. Fenomena ini menunjukkan antusiasme yang luar biasa dari masyarakat, terlepas dari apakah mereka adalah penggemar sejati atau sekadar mengikuti tren (FOMO).
Itulah beberapa fakta menarik tentang Coldplay, termasuk fenomena “ticket war” yang muncul di Indonesia beberapa waktu yang lalu. Apakah kamu termasuk orang yang beruntung mendapatkan tiketnya?