4 Formula Kesuksesan Liverpool di Bawah Asuhan Jurgen Klopp
Bangkitnya Liverpool dari tidur panjangnya tidak lepas dari tangan dingin sang pelatih, Jurgen Klopp. Inilah 4 formula andalan Klopp untuk membantu Si Merah meraih berbagai gelar bergengsi.
Bangkitnya Liverpool dari tidur panjangnya tidak lepas dari tangan dingin sang pelatih, Jurgen Klopp. Inilah 4 formula andalan Klopp untuk membantu Si Merah meraih berbagai gelar bergengsi.
Dalam beberapa tahun terakhir, nama Liverpool makin hangat diperbincangkan di jagat sepak bola. Setelah sukses meraih gelar Liga Champions musim 2018/2019, klub asal kota Liverpool, Inggris ini berhasil mengakhiri puasa gelar domestik selama 30 tahun dengan menjuarai kompetisi EPL musim 2019/2020.
Satu nama yang mencuat di balik kesuksesan The Reds adalah Jurgen Klopp. Pelatih berpaspor Jerman yang dulu sukses mengantar Borussia Dortmund mengakhiri dominasi Bayern Munich di Bundesliga Jerman ini adalah sosok vital mampu membangunkan kembali sang raksasa dari tidurnya.
Apa saja formula kesuksesan yang ditanamkan oleh Klopp untuk membentuk tim juara? Inilah beberapa poin pentingnya.
1. Memperkuat Karakter Permainan
Sebelum kedatangan Klopp pada awal musim 2015/2016, Liverpool mengalami krisis identitas setelah diterpa oleh masalah internal klub yang bertubi-tubi. Pergantian pelatih yang cukup sering membuat tim ini seperti kehilangan arah. Karakter kick and rush yang pernah mengantarkan Liverpool merajai Inggris di era 80’an pun sudah lama ditinggalkan.
Inilah hal pertama yang berusaha diubah oleh Klopp. Melalui filososi Gegen Pressing yang ia bawa, Klopp mulai membiasakan para pemainnya untuk bermain dengan tempo cepat, serta memperhalus transisi antara menyerang dan bertahan dengan cara menekan lawan langsung di area permainannya sendiri. Hal ini pada akhirnya membuat Liverpool menjadi tim dengan efektivitas pressing terbaik di dunia.
2. Mengasah Mental Pemain
Terpuruk selama hampir satu dekade membuat para pemain Liverpool memiliki mental juara yang lemah. Hal inilah yang kemudian berusaha dihilangkan oleh sang pelatih. Ia berusaha menumbuhkan mental juara dalam diri para pemain dengan berbagai cara, mulai dari mengubah pola latihan hingga mendatangkan ahli psikologi olahraga untuk menangani tim utama.
Tak hanya itu, “mental” kini menjadi bagian dari kebijakan transfer pemain. Klopp dikenal lebih senang membeli pemain “biasa” dengan mental baja dan mengasahnya menjadi pemain kelas dunia. Georgino Wijnaldum, Andy Robertson, dan Roberto Firmino adalah beberapa nama yang performanya berubah drastis di bawah tangan dingin Klopp.
3. Pembenahan Staf dan Internal Klub
Tak hanya membenahi susunan tim dan gaya bermain, Klopp juga melakukan pembenahan staf dan internal klub, mulai dari mendatangkan Andreas Kornmayer (ahli kebugaran klub Bayern Munich), Mona Nemmer (ahli gizi timnas Jerman U-21), hingga Lee Nobes (pelatih fisik senior Manchester City).
Klopp sadar bahwa kesuksesan timnya di atas lapangan tidak akan lepas dari keterampilan orang-orang di belakangnya. Terbukti, setelah melakukan berbagai penambahan dan pembenahan, Liverpool mulai sering tampil sebagai juara.
4. Transfer Pemain yang Tepat Sasaran
Kondisi finansial klub yang terpuruk di tahun 2010 menyisakan utang besar sehingga Liverpool hanya bisa mendatangkan pemain-pemain “potensial”, seperti Jonjo Shelvey (Charlton Athletic), Suso (Cadiz), dan Christian Poulssen (Juventus).
Hal ini diperburuk dengan adanya “dewan transfer” di dalam klub yang memiliki kuasa untuk membeli dan menjual pemain.Satu-satunya pemain yang mampu bersinar untuk Liverpool selama periode tersebut adalah Luis Suarez, yang dibeli dengan harga 22 juta Euro dari Ajax pada bulan Januari 2011.
Di era Klopp, dewan tersebut dibubarkan sehingga keputusan transfer pemain menjadi hak tim pelatih sepenuhnya. Alhasil, Liverpool mampu mendatangkan pemain-pemain yang sesuai dengan kebutuhan tim, mulai dari Mohammed Salah (Fiorentina), hingga Alisson Becker (As Roma).
Penutup
Dari keempat faktor di atas, dapat dilihat bahwa kedatangan Klopp ke Merseyside tidak hanya mengubah kualitas permainan Liverpool, tetapi juga mengembalikan kultur juara klub yang sudah lama terkikis akibat konflik internal berkepanjangan.
Melihat kemampuan luar biasa sang maestro asal Jerman untuk membangun kekuatan klub dari segala aspek, tidak heran jika para pengamat sepak bola kembali menempatkan Liverpool sebagai kandidat kuat peraih gelar EPL musim ini.